NEW NORMAL : SAATNYA merubah BUSINESS MODEL
Saat BISNIS ONLINE hadir , ribuan perusahaan konvensional mendadak hilang dari peredaran secara masal.
Tak lama hal ini terjadi, Kondisi perusahaan konvensional banyak yang mengalami KALAH CASHFLOW bukan karena serangan KOMPETITOR yang bertubi tubi dalam merebut pelanggan, namun semua terjadi karena dampak dari adanya Wabah corona.
CORONA telah membuat semua kondisi menurun , keuangan, pelanggan, utilisasi aset dan sdm yang underload.
Dua hal diatas seperti menggambarkan setelah JATUH DARI TANGGA lanjut KETIBAN TANGGA.
Bagi perusahaan yang putus asa BUNUH DIRI alias menutup perusahaan adalah jalan pintas yang diambil.
Namun ada beberapa perusahaan yang mengambil langkah antisipasi Dengan mengurangi kerugian melalui pemotongan fix cost diantaranya mem PHK sampai menjual aset perusahaan untuk mengurangi kerugian.
Dalam jangka pendek hal ini menolong namun dalam jangka panjang tentu harus dipikirkan upaya prediktif , membaca masa depan yang keadaannya belum tau akan seperti apa.
Pemilik Masa depan adalah perusahaan yang konsen dengan CONTENT/ PRODUK BERKUALITAS dan BIG DATA yang dikemas dalam BUSINESS MODEL baru.
Produk yang berkualitas , 24% akan menolong keberlanjutan perusahaan tinggal ditopang oleh promosi yang masif akan menaikan dampak hingga 99% sisanya 1% greting ke pelanggan.
BIGDATA tentu jangan dilupakan, analoginya kita hanya akan menikmati 5% dari hal yang kita usahakan , artinya jika ingin punya pelanggan sebulan 1000 orang ya kita harus lakukan promosi yang bisa menjangkau 200 ribu orang, dan dengan sosial media hal ini dimungkinkan.
Tentu dari dua hal diatas yang terpenting lagi adalah Dukungan business model yang membedakan dengan pesaing.
untuk memudahkan pemahaman kita bisa membandingkan retail besar carefour dan gyant.
Sampai saat ini carefour eksis namun gyant sudah tidak beroperasi padahal keduanya menjual produk yang sama dan di lokasi yang sama.
Yang membedakan adalah di business modelnya. Di gyant saat barang datang dari supplier ke gudang dilakukan serah terima kepada bagian gudang dan selanjutnya dilakukan pengelolaan oleh pihak gyant.
Di carefour tidak demikian, suplier punya kewenangan sampai menata barang di outlate dan menyimpan SPG nya , carefour hanya menyediakan kasir saat pelanggan akan bertransaksi.
Upaya diatas adalah Business model yang dibangun carefour di MARKET ZONE yang bertujuan untuk menekan cost biaya operasional.
Asumsinya dalam persaingan harga yang ketat maka pengendalian HARGA menjadi penting dan hal ini perlu didukung oleh adanya upaya untuk menekan biaya.
Apa yang dilakukan carefour adalah menghadirkan business model yang bertujuan untuk mengurangi cost dengan melibatkab suplier dalam proses pengelolaan gudang, penataan dan penyiapan SPG .
Siapakah perusahaan yang akan bisa keluar dari kondisi hari ini dan mampu hadir kembali di new normal?
Yaitu perusahaan yang ADAPTASI terhadap perubahan yang terjadi, dan hal ini hanya bisa dilakukan oleh Perusahaan yang mempunyai budaya organisasi yang menempatkan budaya BELAJAR sebagai hal utama.
Bagi perusahaan yang hanya fokus kepada jualan dan jualan tanpa didukung oleh pembelajaran yang berkelanjutan terhadap perubahan yang terjadi CORONA akan menjadi kuburan masal
Mau eksis di NEW NORMAL, saatnya merubah BUSINESS MODEL berbasis kepada pendayagunaan PRODUK berkualitas dan BIG DATA tentunya.
Comments
Post a Comment